Ketika dunia tak lagi memihak pada mu? Apa tindakan yang akan kamu lakukan? Terkadang sebagai manusia –ku yakin— penuh dengan beragam hal yang ada dibenaknya... Itu adalah hal yang lumrah. Karena manusia kan hanya lah manusia biasa, yang penuh dengan dosa, tak bisa sempurna. Itu juga benar.

Tetapi adakah manusia itu bisa kejam pada keluarganya? Kalau dibilang tidak ada, itu juga tidak benar. Karena banyak keluarga yang tega membunuh keluarganya, saling bermusuhan tanpa mau bertegur sapa, bahkan beragam kasus kejahatan yang dilakukan keluarga terhadap keluarganya sendiri banyak terjadi.

Aku sendiri terkadang merasa heran, koq bisa ya? Padahal, keluarga itu kan harus saling menyanyangi, melindungi dan saling mengasihi dalam kasih. Sebab, itulah yang diajarkan dalam agama manapun. Kasih. Ketidak sempurnanya dunia ini, dirimu, diriku, dirinya, dalam keluarga mu, teman mu bisa ditutupi dengan kasih.

Dengan kasih yang jujur dan sempurna tak kan ada cela, memang susah untuk memberi kasih kepada seseorang. Karena kasih tidak lah berpura-pura, kasih itu merangkup segalanya dan membuat perubahan sudut pandang seorang yang pesimis dalam memandang dunia menjadi sempurna dalam sudut pandang kasih.

Sebab tertulis dalam firmanNya, ''Hendaklah kasih itu jangan pura-pura!,'' (Roma 12:9). Kenapa kasih itu jangan pura-pura? Sebenarnya, seberapa susahkan memberikan rasa kasih pada sesama mu?

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita, karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. ( I Korintus 4-7).

Rasanya memang berat untuk menjalankan itu semua --memberikan kasih yang sempurna-- Tetapi sebagai manusia tidak ada salahnya mencoba agar perasaan irihati, dengki, cemburu, marah, dan beragam sifat jelek lainnya, pelan-pelan sirna.

Semua itu tak terlepas dari bantuan yang diatas. Sebab, bila kita --sebagai manusia-- berserah dan meminta tentu akan dikabulkan. Bila itu memang baik bagi kita. ''Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya,'' (Matius 7:11)

Saat membaca ayat ini kembali, tiba-tiba aku jadi teringat kisah puluhan tahun yang lalu yang dibawaan pendeta --aku lupa sapa namanya-- Cerita ini mengenai seorang pemuda yang baru berusia 13 tahun. Ia sangat rajin dan patuh pada orangtuanya. Pada suatu hari, ia ingin dibelikan sepeda motor, seperti teman-temannya yang lain.

Ia pun meminta pada orangtuanya, tetapi orangtuanya tak memberikan. Karena usianya belum genap 17 tahun. Sehingga dilarang. Ia termasuk anak yang rajin mengikuti kebaktian gereja hingga suatu ketika ia mendengar ayat yang terdapat pada Matius 7:7 yang berbunyi : ''Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapatkan; Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu,''

Ia pun mulai berbicara pada Tuhan. Dalam doanya, ia minta agar Tuhan memberikannya sepeda motor, seperti kawan-kawannya. Tiap malam, ia berbicara pada Tuhan mengenai keinginannya itu dan harapannya. Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tuhan tetap belum mengabulkan permintaannya itu.

Ia marah pada Tuhan dan beranggapan Tuhan tidak sayang padanya. Ia mulai tidak lagi berbicara pada Tuhan. Ia menutup diri dari segala perkumpulan yang sering ia hadiri. Orangtuanya pun menegurnya untuk tidak melakukan hal itu. Anak muda itu menjawab, buat apa aku keperkumpulan, berdoa. Toh, doa ku tak pernah dikabulkan.

Suatu ketika, saat itu ia meminjam sepeda motor temannya untuk berkeliling. Disana ia melihat anak muda --seusianya-- terkapar di jalan raya dengan wajah penuh darah dan tak sempat ditolong lagi. Ia pulang dengan perasaan galau ke rumahnya. Ada rasa penyesalan merasuk batinnya dan ia baru menyadari bahwa Tuhan telah menjawab doanya.

Ia minta sepeda motor, tetapi Tuhan tidak memberikannya saat ini. Sebab, sepeda motor keinginannya itu masih disimpan untuk diberikan padanya, bila usianya sudah mencukupi untuk mengendarai sepeda motor itu.

Terakadang, kita suka memandang dari sudut pikiran kita sendiri. Bila keinginan yang kita inginkan dengan berdoa sungguh-sungguh ternyata belum terpenuhi. Jangan putus asa dan berpikiran buruk akan hal itu. Sapa tau, Tuhan telah menyiapkan hal itu pada waktunya nanti.

''Karena setiap orang yang meminta, menerima, dan setiap orang yang mencari mendapat, dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan,'' (Matius 7:8)

Jadi bukan berarti kamu minta tanpa usaha akan dikabulkan. Meminta, berusaha dan berjuang. Niscaya kalau itu memang yang terbaik buat mu, pasti akan terkabulkan. Begitu juga dengan kasih yang sempurna --membutuhkan perjuangan untuk bisa mencapai kasih sempurna itu--

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health