Dear Diary,

Hidup ini bagaikan sebuah misteri, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Jujur, sejak kepergian adik aku yang terkasih. Tidak terasa sudah dua tahun, namun rasanya masih berat! Kami bukanlah kakak dan adik yang selalu akur. Kami sering kali bertengkar. Namun, dari tiga adik lelaki ku, dia lah yang terbaik.

 

Hanes, begitulah kami menyebutnya. Entah kenapa, selalu saja ada rasa getir di hati ini! Setiap kali aku menyebutkannya. Terkadang air mata menetes, ketika mengingat tentangnya. Ada rasa tak percaya Tuhan mengambil adik bungsu ini secepat ini. Mama pun tak menyangka, dia harus memakamkan anaknya terlebih dahulu.

 

Anak yang dulu sewaktu masih kecil sakit-sakitan, tidak terasa tahun bertahun berlalu. Dia tumbuh menjadi seorang pemuda. Meskipun banyak kekurangannya. Namun, dia selalu TERDEPAN jika Mama dan aku butuh bantuan. Walaupun kadang dia menolak, marah, tetap saja pergi menemani. Sedangkan kedua adik aku yang lain, EGOIS. Ingin menang sendiri! Begitu juga terhadap Mama.

 

Sehingga rasa kehilangan itu tetap ada. My dear diary, kenapa berat sekali hidup tanpanya. Meskipun hari-hari, bulan dan bahkan tahun sudah berlalu! Kenapa rasa sedih tetap ada, tanpanya kami terasa kehilangan separuh nafas.

 

Dear diary, semoga kami di sini hanya mengenang yang terbaik. Dia adalah super hero. Kebahagiaan yang tak bisa terucap dengan kata. Meskipun, kelahirannya itu, aku sudah REMAJA. Ia, dia adalah anak yang tidak disangka akan dilahirkan di usia Mama yang memasuki 45 tahun kala itu.

 

 RIP Hanes 10 September 

 


Enjoy Life and be go green








Note: Please visit my blog to storycitra,  B Travelerkitabahagia, Jejak Cantikngerumpi, petunjukhidup blog







Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health