Selamat akhir pekan,rencananya setiap bulan aunty citra akan memposting cerita anak-anak yang aunty buat untuk adik-adik lho... kali ini ceritanya mengenai impian Elfina, si gajah comel yang berbadan besar. Mau tahu apa imipian Elfina? Elfina ingin menjadi balerina, bisa tidak ya Elfina mewujudkan impiannya itu? Yuk simak cerita singkat dari aunty citra untuk kalian semua, khusus untuk ponakan aunty dimana pun mereka berada. 

Elfina ingin sekali seperti teman-temannya yang pandai menari, khususnya balet. Tetapi Elfina tahu bahwa dia tidak bisa menjadi ballerina seperti teman-temannya. Badan Elfina yang besar tidak memungkinkan menjadi penari ballerina yang berbadan kecil-kecil, langsing. Elfina sedih karena tidak bisa menjadi seperti teman-temannya.


Setiap malam, Elfina sebelum tidur selalu merenungkan kenapa dia harus memiliki bobot badan yang besar dan berat. Kenapa dia tidak seperti teman-temannya yang memiliki badan yang langsing seperti Mo-mo si tikus lincah yang selalu mendapatkan pemeran utama dalam setiap acara balet yang diselenggarakan di sekolah atau di tempat kursus balet. Elfina merasa sedih dan tidak percaya diri.

Suatu malam, ia bermimpi menggunakan pakaian cantik berwarna pink dan sepatu balerina yang warnanya senada. Bahkan di kepalanya ada pita yang mempercantik penampilannya. Elfina sangat bangga dan bahagia menggenakan pakaian balerina. Dia pun terbangun dari mimpinya, karena bunda membangunkannya untuk bersiap pergi ke sekolah. Elfina termenung dan berpikir begitu besarnya keinginannya menggunakan pakaian balet yang cantik dan menjadi balerina yang profesional.

Dia menceritakan mimpinya kepada teman-temannya di sekolah, beberapa temannya mengejek Elfina. Karena tidak mungkin gajah bisa menjadi balerina profesional. Berdiri di kedua kakinya saja sulit, apalagi menari. Begitulah kata-kata temannya yang mencemooh mimpi Elfina. Namun berbeda dengan Mo-Mo. Mo-Mo menyemangati Elfina untuk mengejar mimpi.

Elfina mengutarakan keinginannya kepada orangtuanya untuk menjadi balerina dan ingin mengikuti kursus. Tetapi tempat kursus balet di perkampungan Elfina tidak banyak dan mereka menolak untuk mengajarkan Elfina menari balet dengan alasan tempat kursus mereka penuh dan badan Elfina tidak mencukupin untuk melatih balet. Karena akan memakan tempat banyak. Elfina merasa sedih dan putus asa. Dia pun pergi ke hutan dan menangis seorang diri, karena dia merasa di diskriminasi karena memiliki badan besar.

Di dalam hutan Elfina yang kelelahan karena menangis pun tertidur lelap. Saat terbangun hari sudah senja, Elfina melihat pemandangan sunset yang luar biasa indah dari hutan. Dia pun merasa sedikit lebih baik dan tetap bersemangat mengejar impiannya. Dia tidak peduli dengan perkataan orang yang mencemooh impiannya.

Elfina menggambil uang dari celengannya dan membeli beberapa kaset dan buku dasar belajar balerina. Di dalam hutan, Elfina mencoba melatih dirinya seorang diri. Pertama dia mengalami kesulitan saat berdiri dengan tumit saling menyentuh dengan arah berlawan. Dia berkali-kali terjatuh dan akhirnya lututnya cidera, tetapi Elfina tidak merasakan sakit maupun menyerah. Elfina mencoba untuk bisa mengusai dasar cara berdiri balerina, memang sangat susah jika berbadan besar untuk menjadi balerina. Tetapi impiannya memakai pakaian balerina membuatnya bersemangat.

Berhari-hari, berminggu-minggu Elfina berlatih di hutan seorang diri untuk mencoba teknik dasar balet. Jari-jari kakinya bengkak dan terluka tetapi rasa sakit itu tidak membuatnya berhenti. Karena Elfina yakin dengan latihan yang serius tanpa mengenal lelah, impiannya akan menjadi nyata. Ternyata latihannya tidak sia-sia, Elfina bisa berdiri tegak dengan gaya balerina yang anggun. Dia pun melanjutkan ke langkah berikutnya, setiap hari ia melakukannya tanpa mengenal lelah. Sehingga ia bisa menari ala balerina profesional, meskipun dia latihan seorang diri.

Tanpa Elfina sadari, orangtuanya yang mencurigai gerak-gerik anaknya ini mengikutinya dari belakang. Diam-diam orangtuanya memperhatikan apa yang dilakukan Elfina. Mereka sangat terkejut, Elfina berada di hutan sedang latihan balet seorang diri. Mereka sangat bangga dan terharu saat anaknya bisa menari balet dengan sempurna. Mama Elfina ingin menghampiri anaknya yang sedang latihan tetapi papanya melarang dan mengajaknya pulang.

Dalam perjalanan pulang, mama Elfina melihat baju balet yang sangat cantik tetapi karena ukurannya kecil tentu saja tidak bisa muat di badan Elfina. Lalu, mamanya pergi ke toko kain dan membeli kain cantik yang berwarna pink dan kemudian saat malam hari mama Elfina menjahitkan pakaian balet beserta pita yang serasi dengan pakaian balerina yang ada di toko. Sedangkan ayah Elfina memesankan sepatu khusus balet sesuai ukuran sepatu anaknya.

Beberapa minggu kemudian, sebelum festival kampung rimbun, orangtua Elfina mendaftarkan Elfina dalam ajang bakat untuk memeriahkan festival kampung rimbun. Lalu, malam harinya saat makan malam, orangtua Elfina memberikan kado kepada Elfina. Saat Elfina membuka dua kotak kado dari ayah dan mama, betapa terkejutnya Elfina. Karena isinya berupa baju dan sepatu balet beserta pita yang serasi sama seperti mimpinya. Padahal Elfina tidak pernah menceritakan mimpinya mengenai baju balet yang diimpikannya itu.

Hari fesitival kampung rimbun pun tiba, Elfina mendapatkan giliran manggung paling akhir. Meskipun paling akhir, Elfina tidak merasa sedih. Dia mencoba sebaik mungkin, walaupun bangku panggung tidak penuh seperti pertunjukan awal, Elfina akan menunjukan kemampuan menari baletnya yang dilatihnya seorang diri. Saat dipertengahan aksi menarinya, bangku yang tadinya banyak yang kosong tiba-tiba semua penuh. Para penonton yang menyaksikan Elfina menari sungguh tidak percaya bahwa anak gajah yang berbadan besar itu bisa menari sangat lincah dan anggun. Serta baju balerinanya sangat menarik dan berbeda dari pakaian balerina yang pernah dikenakan para penari balet. Saat Elfina menyelesaikan tariannya, tepuk tangan dan sorak-sorai terdengar. Bahkan para penonton memberikan tepukan tangan sambil berdiri, Elfina menangis terharu bahwa kerja kerasnya selama berbulan-bulan akhirnya terbayar dengan tepuk tangan meriah dari penonton.

Beberapa teman Elfina yang menyaksikan tarian balet Elfina merasa malu dan bersalah karena telah mencemooh dan menghina impian Elfina sebagai penari balet profesional. Mereka pun memberikan Elfina bunga yang cantik dan menganggumi kegigihan Elfina dalam meraih mimpinya.

Pesan Moral: Adik-adik jangan pernah menyerah dengan mimpi kalian, perjuangkan mimpi kalian dengan usaha yang tidak pernah putus-putusnya untuk mewujudkan impian. Perjuangan untuk mengapai mimpi tidaklah mudah, kalian akan jatuh bangun dalam mengejar mimpi, tetapi jika kalian pantang menyerah, impian kalian akan menjadi nyata dan teman-teman kalian yang tidak mempercayai mimpimu akan merasa kagum dengan hasil akhir yang kalian perjuangkan. Banyak belajar, berdoa dan berusaha menggapai mimpi. Bermimpilah setinggi langit. Selamat akhir pekan dan Tuhan memberkati


Tanjungpinang, October7 2015, afternoon time writing story every month for kid story. 

Cerita anak-anak yang berhubungan dengan binatang juga, baca juga ya :)
Fairy Tale : Nyayian Sang katak

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health