‘’Hei, jangan berlarian. Macam anak kecil,’’ nasehat ibu. ‘’Ada apa?,’’

‘’Aku hamil, ibu akan jadi nenek,’’ teriak ku senang.

‘’Apa. Yang bener,’’ Tanya ibu tak percaya.

‘’Bener, ini hasilnya,’’ kata ku semangat sambil menunjukan tes kehamilan.

‘’Berbahaya kah bagi kesehatan mu,’’ Tanya ibu dengan raut wajah cemas.

‘’Ku rasa tidak. Karena aku sudah berkonsultasi dengan dokter. Tetapi kemungkinan anak ku tertular lima puluh persen,’’ jelas ku. ‘’Bu, akan ku rawat anak ini dan akan ku jaga dia. Aku merasa bersyukur, walaupun aku ODHA, tapi aku masih diberi kesempatan memiliki anak.’’

‘’Ibu akan turut membantu mu dan kita berjuang bersama ya,’’ ungkap ibu ku sambil mengenggam jemari tangan ku.

***

Kelahiran angel di rumah membuat suasana berbeda. Membuat gairah hidup ku semakin tinggi. Doa ku tiap malam kepada Tuhan agar nasib anak ku tidak seperti ku. Doa ku terjawab. Anak ku lahir dalam keadaan sehat dan tidak terjangkit virus yang sama dengan ku. Semua berkat dokter dan Tuhan yang menjaga dan mendengar doa-doa yang ku panjatkan dalam setiap tarikan nafas ku.

Angel itu lah nama yang ku berikan. Disaat aku bertarung menghadirkan Angel. Aku mendengar kabar, Didi kembali ke Batam. Namun, ia tak pernah sekalipun mengunjungi ku. Bahkan, kabar yang paling menyakitkan, dia selingkuh. Angelah yang memberi ku semangat untuk hidup.

Dikarenakan aku adalah ODHA, dokter menyarankan ada baiknya aku melakukan operasi sesar untuk menghindari virus tersebut menyebar ke anak yang dalam kandungan. Sebagai wanita, sebenarnya aku menginginkan lahir normal. Namun, kalau itu yang terbaik bagi kami berdua. Tidak ada salahnya. Anak ku lahir dengan berat badan yang montok dan sehat. Aku bangga saat mendengar suara tagisan pertamanya.

‘’Sudah, tidak usah dipikirkan. Kamu kan cantik, masih banyak pria lain yang pantas untuk mu,’’ ujar Wulan, saat mengunjungi ku.

Wulan merupakan waria yang aktif di organisasi ODHA. Semua kawan-kawan datang dan mendukung ku. Mereka mengingatkan aku agar tidak bersedih. Karena berbahaya bagi kesehatan ku. Bila CD4 ku turun dratis.

‘’Makasih. Kalian memang kawan yang baik,’’ ujar ku terharu.

‘’Itu gunanya kawan bukan,’’ tutur Wulan sambil memeluk ku. ‘’Anak kamu lucu Suci, kamu kasih nama siapa?,’’

‘’Angel. Karena dia seperti malaikat bagi ku. Untuk itu, aku harus berjuang, untuk Angel,’’

***



Sepertinya Tuhan masih ingin mencobai hidup ku. Setelah segala masalah bisa ku atasi. Walaupun hati ku hancur. Aku diceraikan suami, karena ada wanita lain. Padahal, dia yang menulari ku HIV. Itu pun aku terima dengan iklas. Namun, jangan anak ku.

Waktu dokter menyatakan bahwa, Angel positif HIV, hidup ku seakan hancur berkeping-keping.

‘’Dari hasil tes darah, anak mu positif HIV. Angel masih bisa hidup normal layaknya anak lainnya. Asalkan, dijaga makanannya. Jangan makan-makanan yang tidak bergizi, sama seperti mu. Makan lah makanan yang fresh ya. Yang tabah,’’ ujar dokter Heni, sambil memeluk ku.

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

1 komentar untuk Suami Menulariku AIDS IX

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health

  1. salut dengan segala ketabahan yang kamu miliki. Tuhan tidak tinggal diam. Dia akan membalas yang baik dengan senyuman. Dia akan membalas yang tidak baik dengan kemurkaan. tidak di saat ini.tapi tetaplah yakin suatu saat akan kamu nikmati kehidupan yang penuh senyum kebahagiaan bersama Angel.amin,
    hey follow blog aq ya,.

    BalasHapus