Wanita itu duduk di bawah pohon..... Memandang lurus kejalan sambil merenungi nasibnya. Menurutnya hidup itu tidak adil. Karna ia memiliki seribu satu alasan mengenai hal itu. Terkadang alasan yang tidak dapat dimengerti dalam bentuk logika. Berbagai masalah berkecambuk didalam pikirannya.
Bahwa hidup itu tidak adil.Itu lah yang selalu ia lontarkan pada dirinya, setiap saat, sehingga membuatnya memandang hidup dengan pesimis. Suasana yang mencekam dibawah pohon itu, membuat batinnya merintih dan berteriak.... Mengapa hidup ini tidak adil!!!! Dan dia kembali merenungi nasibnya.

Saat itu, angin meniup dedaunan di pohon itu. Dari sana, ia bisa memandang ruas jalan yang melintang. Lalu lalang mobil yang melewati jalan yang sepi itu. Dan dari kejauhan ia melihat seorang wanita. Usianya diperkirakan seperempat abad. Tampak garis-garis usia diwajahnya. Wajahnya tampak lelah, tetapi matanya berbinar.

Bila diperhatikan dengan seksama, wanita tua itu bisa dibilang jauh dari berkecukupan. Ditangannya ia membawa keranjang yang penuh dengan sampah, sedangkan tangan satunya membawa plastic. Namun
wajahnya wanita itu tampak berbinar, kucuran keringat tak menghentikannya untuk mengaduk-ngaduk sampah.

Mata wanita yang duduk dibawah pohon itu terus memperhatikannya. Berbagai perasaan dan pikiran terus datang silih berganti. Tanpa disadarinya wanita separo baya itu juga melihatnya.... Merasa seperti ketangkap basah, ia pun jadi salah tingkah. Seperti seorang anak kecil ketahuan makan permen sebelum jamnya...

Wanita itu terus memandang dan tergerak untuk bertanya pada wanita paruh baya itu... Tanpa disadarinya, kakinya bergerak menuju wanita itu. Ia ingin menanyakan dari mana sinar mata wanita itu.Sebab, itu adalah binar kebahagian... Bagaimana mungkin, pikirnya, wanita yang hidup dalam kesusahan bisa memiliki sinar mata yang begitu hidup dan damai.

Pertanyaan pun kembali mengisi relung jiwanya yang kosong.... Si wanita tua itu pun mengerti tanpa perlu si wanita di bawah pohon itu mengungkapkan berbagai pertanyaan yang berkecambuk dalam pikirannya. Entah darimana datangnya telepati dari kedua wanita itu. Mungkin, Tuhan ingin membantu mengeluarkan kesusahan hidup wanita dibawah pohon itu, dengan cara yang unik dan tak disadari manusia itu sendiri --Karena terkadang manusia selalu bertindak dalam pikirannya sendiri yang selalu dianggap paling benar--

‘’Kebahagian itu berdasarkan dari diri sendiri dan bukan dari orang lain,’’ ujar wanita tua itu.
Menurutnya, kebahagian itu bukan dari harta benda di dunia yang bisa membawa kenikmatan sekaligus kesengsaraan secara bersamaan.

Manusia itu unik, diberi kecukupan selalu kurang, diberi kebahagian selalu minta lebih dan lebih lagi. Sehingga manusia itu lupa bersyukur atas apapun, baik hal kecil maupun yang besar. Rahasia kebahagian wanita paruh baya itu, bersyukur atas karunia apasaja yang ada pada hari ini, berserah, berharap dan berjuang. Lalu, bersyukur atas nikmat yang diberikan hari ini. Karena Tuhan, tak kan membiarkannya mati kelaparan.

Si wanita dibawah pohon itu masih tak mengerti dan bingung dengan perkataan wanita tua itu. Bagaimana mungkin bisa seperti itu??? Hidup ini kan rumit dan terlalu banyak tuntutan. Selain itu, memang banyak tak adilnya. Buktinya saja, ada yang memiliki kulit coklat, hitam, kuning, merah dan putih. Ada yang kaya dan miskin, ada yang gendut, kurus, langsing, montok dan masih banyak lagi. Bila dibahas tak kan pernah habis.

Tiba-tiba ia teringat lagu masa kanak-kanaknya, Yesus cinta anak-anak diseluruh dunia... Hitam, putih, kuning, merah sama indah bagiNya, Yesus cinta anak-anak di dunia.... Baris lagu yang kadang membuat manusia melupakan Tuhan dan tengelam dalam kesedihannya sendiri. Padahal, Tuhan tak pernah meninggalkan manusia, baik dalam kesusasahan maupun kebahagian. Manusia lah yang terkadang menutup diri dan kurang bersyukur atas apa yang telah diberikan padanya.

Wanita itu pun menyadari kesalahannya, selama bertahun-tahun ia meninggalkan Tuhan dan hidup dalam dunia-nya. Hidup dalam dunia metropolitan yang terkadang membuatnya tersesat dan terjatuh oleh perasaan irihati, dengki, cemburu, marah dan berbagai sifat daging lainnya. Itu lah yang sering kali terjadi didalam kehidupan manusia, kejatuhan manusia itu sendiri yang sebenarnya, manusia itu sendirilah yang melakukannya.

Kurang bersyukur atas apa yang adapadanya. Selalu ingin lebih dan lebih.............. Benarkan???

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health