Dear anakku,


Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan hamil. Sampai saat ini pun aku takut untuk berkomitmen serius dalam sebuah hubungan kasih. Namun saat melihat perempuan hamil, aku slalu senang untuk menyentuhnya -jika diperbolehkan- rasanya sangat bahagia bisa mengandung. Karena itu adalah sebuah keajaiban.


Hingga aku menemukan pria impianku dan aku sangat berharap bisa merasakan kamu hadir dalam kehidupanku. Segala usaha kami coba agar kamu bisa hadir dalam sebuah surga kecil kami. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki sosok mungil di dalam perut kecilku. Walaupun kutahu, banyak teman mengatakan mengandung merusak penampilan mereka saat melahirkan. Namun aku tak peduli, karena sejak dulu aku ingin merasakan kehadiranmu.


Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Keputusasaan mulai terasa dalam sanubariku. Walaupun di depan aku tersenyum tetapi di dalam kurasakan kepedihan hati untuk mendapatkan kamu.


Teman-temanku sudah memiliki buah hati bahkan sudah bertambah-tambah. Hingga akhirnya, kamu yang kunantikan ajaib berada di dalam kandunganku. Tak ada kata yang bisa melukiskan kebahagiaanku, sepertinya kepedihan dan dukaku di dengar Tuhan. Sehingga Tuhan menghadirkan kamu dalam kandunganku.


Bulan pertama aku merasa dunia ini milikku, hingga di bulan ketiga aku merasakan mual dan serba salah! Kata mama itu namanya ngidam. Ya, aku benar-benar merasakan proses kehadiranmu dalam tubuhku. Janin mu yang dulu kecil terus berkembang seiringnya waktu.


Aku bersedih dan menderita tetapi sejujurnya penderitaan yang kualami itu tidaklah berarti, dibanding penantianku akan adanya keajaiban dalam perutku. Hingga akhirnya penderitaan itu lenyap, seiring kamu tumbuh di dalam kandunganku.


Ku nyanyikan sebuah lagu bahkan lebih agar kamu bisa merasakan kebahagiaanku. Betapa senangnya aku, saat kamu menendang-nendang perutku, saat aku menceritakan kisah akan masa depanmu kelak.

Kamu benaar-benar hadiah Tuhan buat kami. Aku merasakannya disetiap nafasku. Meskipun sekali-kali kamu berulah. Papamu dengan siagap membantu kita berdua. Kamu paling senang jika papamu mengelus perutku. Kamu bisa tertidur pulas dan tidak bergerak-gerak yang membuat perutku terkadang sakit mendapati gerakanmu yang lincah.


Bayiku sayang, aku melahirkanmu dengan susah payah. Nyawa adalah taruhannya. Tetapi semua itu adalah harga yang indah untuk mendengarkan suara tangisanmu. Kamu menangis dengan nyaring, aku hanya bisa melihatmu dari jauh, setelah kamu berhasil keluar dari zona amanmu dalam kandunganku.

Rasa lelah dan capek saat mengeluarkanku semua itu terbayarkan saat aku mendengarmu menangis dan terlebih lagi saat aku mengendongmu. Anakku tersayang, ini adalah gambaran aku untuk mendambakan diriku menjadi wanita seutuhnya. Mengandung dan melahirkanmu.


Apapun yang dunia katakan tentang kamu nantinya, ingatlah pasti bahwa kamu adalah orang yang ditunggu dalam penantian yang panjang. Kamu lahir di dunia ini karena kami menantikan dan mengasihi kamu. Tuhan menciptakanmu untuk hadir di dalam kehidupan kami.


Anakku sayang hidup tidaklah mudah, tetapi kamu akan belajar bagaimana bertumbuh menjadi anak yang tanguh dan kuat serta memiliki moral dan hati nurani yang baik. Kasihku menyertaimu, anak yang kuidamkan Ini adalah sebuah surat yang kubuat saat aku menantikan kamu hadir di dalam kandunganku, masa depanmu akan kamu raih dengan perjuanganmu sendiri. Kami hanya akan membantumu tumbuh menjadi sosok yang kuat baik akal budi dan moral. You are my hero my child.

    



 Lomba menulis surat untuk anakku hanya dalam waktu lima menit saja, sudah dipastikan tidak akan menang wkakakakaak



Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health