Selamat pagi, ampun dah dari semalam hingga pagi begini masih hujan saja. Renungan pagi yang mengharukan menurutku,


TAMAN NERAKA (Bagian 1)

"Dan Ia membawa Petrus, yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: 'Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggalllah di sini dan berjaga-jagalah'" ( Markus 14:33,34).

Apa yang ingin Anda katakana tentang karya Mel Gibson, The Passion of the Christ, ia tentunya membuat bagian ini benar. Jalan menuju Golgota selalu melalui Getsemani. Di suatu kali umat manusia jatuh di sebuah taman. Dan di waktu lain umat manusia di selamatkan di sebuah taman.

Di bawah bulan purnama Paskah, sekelompok orang terdiri 12 pria muda bergegas menuju jalan kecil di terangi cahaya perak di luar Gerbang Timur kota yang sepi, turun menuju lembah, dan naik kembali menuju jalan umum ke taman buah di sisi bukit yang di sebut dalam bahasa mereka "olive press" atau Getsemani.

Ketika mereka berhenti di gerbang, kita menyaksikan sekilas wajah Yesus, tampak menanggung beban berat. Apakah pada malam itu Ia mengucapkan kata menghibur, "Damai sejahtera ku tinggalkan bersammu"? Tidak, karena tidak ada kedamaian terlukis pada bayangan wajah-Nya saat itu.

Sesuatu terjadi pada Tuhan, dan para penulis Injil terdiam. Satu-satunya petunjuk samar adalah kata Yunani yang singkat, hanya ditemukan dalam buku Markus: "Sangat takut."

Sementara Ia berjalan terhuyung-huyung ke dalam taman. "Dua kali sahabat-Nya harus menopang Dia, kalau tidak Ia akan jatuh ke tanah" (The Desire of Ages, hlm. 686). Ia berpaling kepada ketiga sahabat dekat-Nya, "Hati-Ku sedih seperti mau mati rasanya." Tampaknya ia sedang sekarat.

Mungkinkah memang Ia memang sekarat? Isak tangis memecah kesunyian malam berkabut: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku" (Mrk.14:36). "Cawan ini" hanya itu yang bisa dierang-Nya. Cawan misterius apakah itu yang amat ditakuti-Nya bahkan tidak mau disentuh?

Apakah rasa takut terhadap penderitaan fisik, rasa sakit, dan kematian? Mengapa, bahkan Socrates nyaris tak tersentak ketika meminum racunnya, membuat John Scott bertanya-tanya, "Jadi apakah Socrates lebih berani dari pada Yesus? Atau apakah cawan mereka berisi racun yang berbeda?" (athe Cross of Christ, hlm.74).

Kitab suci menceritakan Yesus, berulang kali menggambarkan minum dari cawan "murka" kudus Allah terhadap dosa cemar (Ayb. 21:20; Mzm. 75:8; Yes. 51:17; juga Why. 14:10).

Mungkinkah itu alasan mengapa jiwa Yesus merasa ngeri? Mungkinkah memang benar-benar ada Kasih yang demikian kuat sehingga sanggup meminum cawan racun saya sendiri?
Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com

God bless us
BlackBerry®

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health