Pernahkah kamu merasa bahwa saat kamu datang ke gereja atau ke tempat ibadah kamu, karena itu adalah kewajibanmu, sekedar kewajiban yang kamu laksanakan?


Pemikiran ini terus menghantuiku selama dua minggu belakangan ini. Aku merasa "selama ini" aku pergi ke pertemuan gereja atau kebaktian semata karena kewajibanku kepada Tuhan. Tidak ada rasa sukacita, malah rasa "sedikit terpaksa"


Ya Tuhan, untunglah aku sudah sadar. Aku merasa bersalah. Apalagi saat membaca buku renungan pagi, itu benar-benar peneguran yang tegas. Dan aku merasa bersyukur karena aku merasa bersalah akan hal itu.


Berarti aku masih mengingat akan Mu. Merasa bersalah, berarti kita mengetahui dosa-dosa kita dan menyadari akan hal itu. Sehingga kita akan mencoba untuk lebih dekat lagi.


Ada banyak cara yang Tuhan berikan kepada kita untuk mengingatkan dan menegur kita akan tindak tanduk kita selama ini.

Aku tidak malu mengatakan kakakku adalah seorang perokok. Meskipun berkali-kali dinasehatin tapi tidak pernah mau mendengar nasehat orangtua. Selama dua tahun, mama mencoba terus menasehatinnya.


Kakakku tidak mau mendengar dan mengabaikannya. Saat ini, kakakku mendapatkan teguran dari Tuhan. Beberapa waktu lalu. Ia mengalami rasa sakit pada bagian dadanya. Rasa takut yang mendalam, karena takut terkena kanker payudara. Puji Tuhan, Tuhan tidak menegurnya terlalu keras. Kakakku hanya mengalami kenaikan hormon yang cukup tinggi. Sehingga membuat dadanya terasa sakit.


Puji Tuhan, kini ia telah sadar dan tentunya ini membuat mama semakin bersuka cita akan janji kakak untuk tidak merokok kembali.


Di gereja juga ada kasus yang sama. Dimana satu keluarga disana merindukan anaknya bertobat. Karena salah pergaulan, ia menjadi pemabuk dan perokok. Lalu, Tuhan menegurnya beberapa kali, tapi ia tidak pernah jera.


Lalu, ia mendapatkan penyakit yang membuatnya sadar dan sekarang ia telah kembali ke jalan Tuhan. Keluarga itu pun bersukacita karenannya.


Apakah Tuhan memberikan peringatan dengan keras? Sebenarnya Tuhan telah memberikan peringatan melalui orangtua. Namun ingatan itu tidak di dengar. Tuhan pun memberikan teguran agar mereka kembali ke jalan Tuhan.


Untuk itu, apakah membaca firman, berdoa, pergi ke rumah ibadah adalah kewajiban? Seharusnya itu bukan lah kewajiban melainkan ketulusan.


Jika kita tulus beribadah kepada Tuhan, kita akan bersukacita di dalamNya. Membaca Firman Tuhan bukan sekedar membaca tapi direnungkan dan diaplikasikan di dalam kehidupan kita.


Aku akan terus mencoba tulus dalam berdoa, membaca Firman Tuhan dan juga pada saat menghadiri pertemuan di gereja. Sehingga di dalam hatiku di penuhi sukacita.


Kadang tanpa sadar, kita melakukan kebaktian karena sekedar kewajiban atau paksaan dari orangtua atau untuk menghindari kunjungan orang gereja yang datang ke rumah. Atau datang terlambat, berbicara sendiri di dalam rumah Tuhan. Itu adalah kewajiban.


Namun jika kita tulus, kita tidak ingin terlambat datang ke gereja, kita duduk dengan tenang mendengarkan Firman Tuhan, kita bisa menangis dalam berdoa saat kita berdoa. Tidak karena kita sedang mengalami kesusahan hidup. Melainkan karena kita mengingat bahwa dosa kita sangat banyak dan Tuhan telah mengorbankan anaknya yang tunggal.


Semua agama mengajarkan hal yang sama namun dengan cara berbeda. Bagi teman yang beragama muslim, selamat menjalankan ibadahnya dengan ketulusan hati ya :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health