Pagi telah datang menggantikan malam, sebagian teman kost sudah melakukan kegiatannya. Bahkan sebelum ayam berkokok, dua perempuan sudah menyelesaikan urusan dapurnya. Sedangkan aku, lebih memilih membaringkan badan dan menarik selimut hingga menutupi dagu ku.

Ah, lima menit lagi, pikir ku. Rasanya, hari ini adalah hari yang paling berat dalam hidup ku. Aku pergi dari rumah diam-diam, setelah mendapatkan gelar sarjana. Aku tidak mau terlalu diatur di rumah. Kini, baru seminggu aku datang ke Batam dari Jogjakarta, membuat ku menyesali segalanya. Tindakan nekad ku, lantaran aku merasa sudah bisa mandiri dan menjalankan hidup sendiri.©©Berharap mendapatkan pekerjaan, yang menurut orang, Batam merupakan tempat yang mudah mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang besar. Membuat ku tergoda untuk mencoba peruntungan ku di daerah Melayu. Bukannya mudah dan menyenangkan seperti apa yang ku harapkan, malah jauh dari apa yang dikatakan orang

Kehidupan di Batam keras dan berbahaya. Apalagi bagi ku yang masih buta dengan Batam. Membuat ku ekstra hati-hati. Semakin hari, persedian uang ku semakin menipis. Aku hanya bisa berharap, aku bisa mendapatkan pekerjaan. Kalau tidak, aku bisa menjadi gelandangan. Aku tidak mungkin menghubungi orangtua ku untuk meminta uang. Terlalu gengsi dan harga diri ku mau ditaruh dimana.

Seharusnya hari ini aku lalui aktivitas..

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health