Suatu Kisah Itu

Hari ini aku menelpon mama umi (tante umi), suaminya telah meninggal beberapa bulan lalu. Aku belum sempat berbincang dengan mama umi. Berhubung mama umi ini ponselnya sangat jarang digunakan.

Hal hasil, saat aku menelpon mami sri, mama umi sedang berada di sana. Akhirnya setelah suatu kisah itu terucap kembali. Masih terdengar nada sedih dan kehilangan yang mendalam.

Mama umi mengatakan hidupnya bagaikan hancur berkeping-keping saat mendapatkan kabar dari kantor suaminya bahwa suaminya berada di klinik Total Indonesie then terakhir kabar yang ia terima, suaminya sudah diantar ke RS Pertamina Balikpapan.

Ah siapa sangka di RS tersebut adalah tempat hembusan nafas terakhir papa hari. Saat kejadian itu, kedua anaknya sudah melaju ke RS. Sedangkan mama umi masih sibuk mengurus cucu yang baru satu-satunya, memandikan terlebih dahulu.

Perih, pedih hancur berkeping-keping. Tidak terima itulah perasaan yang terpaut hingga kini. Bagaimana kehidupan yang indah itu, langsung berubah duka. Penyakit jantung itu ditahannya rasa sakit, tiada pamit saat berangkat kerja! Adalah hal yang jarang dilakukannya.

Bahkan hari itu, kata mama umi. Mama pun tak menemani papa untuk bersiap-siap kerja, sibuk menyuci pakaian di atas. Adalah penyesalan, kenapa tidak meluangkan waktu bersama sejenak, bercanda dan sebagainya.

Hilang begitu saja, tiada pamit. Suatu kisah yang memilukan dan getir pahit yang ada. Adalah kisah hidup dari seorang yang mencintai dan dicintai yang mendalam. Suatu rumah tangga yang pasang surut dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Akhir kepedihan adalah awal yang baru untuk mengenang kebaikan kekasih hingga keburukan kisah yang lain pun lenyap. Hanya kebaikan yang tersimpan, menangis setiap mengenang. Butiran air mata yang tak terputus hingga kini. Kisah sedih sepasang insan yang mencintai hingga 30an tahunan, berakhir dengan tidur panjang.



Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com

God bless us
BlackBerry®